Senin, 08 April 2013

KONSEP DASAR PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM: Ditinjau dari Masalah Penyakit Menular

Permasalahan penyakit menular di Indonesia khususnya yang penularannya melalui gigitan nyamuk kian meluas, bahkan korban demam berdarah banyak berjatuhan. Bisa dipastikan setiap tahunnya penyakit ini merenggut ratusan nyawa, hingga disebut sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) dari demam berdarah dan penyakit lain yang ditularkan nyamuk. Lalu apa yang menjadi biang masalahnya, dan bagaimana perjalanan penyakit yang sesungguhnya hingga suatu parasit mampu menjadi momok menakutkan di masyarakat? Berikut pemaparan dr. Hari Purnomo dari IAMI (Inisiatif Anti Malaria Indonesia) pada Mensana beberapa waktu lalu, tentang beberapa konsep mendasar perjalanan penyakit dalam tubuh manusia.

Bukan Semata-mata Nyamuk
“Sebenarnya bukan nyamuk yang harus menjadi masalah, akan tetapi penyakit yang dijangkitkan oleh penyebab penyakit itu, yang disebabkan melalui gigitan nyamuk,” jelas Hari Purnomo. Sementara kecenderungan masyarakat banyak yang menyebutkan, nyamuk yang menjadi masalah dan penyebab penyakit. Maka katanya, masyarakat harus diajak berpikir secara menyeluruh, bukan hanya pada nyamuk yang merupakan vektor atau pembawa penyakit tertentu, atau tepatnya kuman penyakit tertentu. Apakah itu virus atau parasitnya, tetapi memandang nyamuk sebagai salah satu faktor dan bukan satu - satunya penyebab penyakit.

Lebih lanjut, dr. Hari Purnomo menjelaskan, melalui gambaran yakni suatu segitiga yang sangat penting. Segitiga itu adalah penjamu, penyebab penyakit dan lingkungan. Hubungan dalam tiga faktor inilah yang menentukan terjadinya penyakit atau tidak. Segitiga ini memang disederhanakan sekali, jika dalam ilmu yang lebih spesifik, menurutnya, nyamuk bisa menjadi pejamu atau sebagai penderita penyakit. Tetapi dalam hubungannya dengan penyakit secara umum, nyamuk berperan sebagai lingkungan hidup (biotik). “Ia (nyamuk) hidup, dalam kehidupannya itu, ia membutuhkan interaksi dengan pejamu, dengan manusia. Perlu mengambil darah manusia untuk kelangsungan hidupnya. Dan kebetulan dapat darah dari orang yang menderita penyakit malaria atau penyakit demam berdarah, lalu beberapa jam kemudian ia menggigit manusia yang lain, akhirnya masuklah kuman yang dihisapnya tadi dan menularlah penyakit tersebut,”katanya menerangkan proses terjadinya penularan. Berarti, jika darah orang yang sakit tersebut tidak diambil atau terhisap nyamuk maka secara tak sengaja tidak akan menular pada orang lain.

Sehingga dapat ditegaskan, bahwa nyamuk bukan satu-satunya faktor penyebab terjadinya penyakit malaria, DB dan lain - lain. Dan yang menjadi masalahnya bukan nyamuk tapi penyakit yang dijangkitkan.

Manusia Berperan terhadap Terjadi atau tidaknya Penyakit
Masih dilihat dari segitiga, menurut Hari Purnomo, ketiganya sama penting, dan sama-sama berperan. Mana yang menentukan terjadi penyakit atau tidak tergantung kondisi yang ditentukan oleh sifat dan ciri dari masing-masingnya. “Misalnya saja sebagai penyebab penyakit, sebut saja itu plasmodium. Sakit malaria yang disebabkan palsmodium itu terjadi karena sebagian hidupnya harus dijalani didalam tubuh nyamuk, dan sebagian lagi dalam tubuh manusia. Ya kalau tidak dibantu oleh nyamuk, tidak akan terjadi penyakit,” ungkapnya.

Sedangkan dari sisi lingkungan, bila nyamuk disebutkan sebagai salah satu faktor lingkungan yang hidup, sebagai vektor, penyebab dan nyamuk mempunyai kehidupan tersendiri, mulai dari nyamuk sampai menjadi nyamuk kembali. Untuk proses tersebut nyamuk memerlukan lingkungan abiotik (lingkungan tidak hidup) tertentu. “Jika tidak ada air bagaimana nyamuk bisa berkembang biak,” jelasnya lagi.

Dari lingkungan abiotik tersebut, air menjadi unsur penting yang dibutuhkan. Tentu saja kita tidak boleh memusuhi air, tapi air yang bagaimana yang harus dikendalikan. Nyamuk juga mempunyai ciri dan spesies, dan Anopheles-lah yang berpotensi menyebabkan malaria, Aedes aegypti yang berpotensi menyebabkan virus demam berdarah, Cikungunya. Semua itu memiliki ciri kehidupan sendiri.

“Sebetulnya yang paling berkepentingan dan berperan untuk membuat terjadinya suatu penyakit atau tidak justru manusia. Mengapa? Karena dia yang diberi rahmat untuk mengendalikan,” katanya jelas. Dalam manusia juga memiliki karakteristik yang sangat berpengaruh, seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (tua, muda, anak-anak) dll. Semua itu berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Contoh kongkrit, wanita lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit, usiapun demikian, karena usia yang amat tua dan amat muda, akan mudah jatuh sakit. Kemudian faktor keturunan juga sangat berpengaruh. Misalkan penyakit keturunan Talasemia (sel darah merahnya memiliki kelainan) jika ada plasmodium malaria ditularkan pada orang tersebut oleh nyamuk, penyakit itu tidak akan terjangkit pada penderita Talasemia, karena sel darah merah yang ada tidak menguntungkan untuk pertumbuhan plasmodium. “Dan faktor yang sangat penting adalah perilaku dan kebiasaan,”ujarnya.

Untuk faktor perilaku dan kebiasaan menurut Hari, secara umum netral, tetapi bagaimana orang memilih perilaku dan kebiasaan tertentu, memang bisa menimbulkan resiko. Tapi perilaku dan kebiasaan tertentu juga bisa memberikan proteksi dan perlindungan. “Dan bila semata-mata hanya menyoroti kebiasaan hidup, tetapi kebiasaan hidup yang mana, yang bisa dikatakan memberikan perlindungan atau memberikan kecenderungan terjadi penyakit.” Karena itu, dr. Hari menekankan dan mengatakan, “Kita tidaklah bijak untuk mengatakan, bahwa semua perilaku atau kebiasaan hidup yang beresiko itu harus dihentikan, yang perlu kita catat baik-baik, kita dapat mengubah perilaku dan kebiasaan hidup secara serta merta, dan yang terpenting dari semua kebiasaan dan perilaku itu mendapat perlindungan khusus,” tuturnya bijak.

Sehingga ketiganya sangat berhubungan erat dan saling terkait. Dan keseimbangan itulah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu penyakit. Dan pertimbangan ini merupakan pertimbangan mendasar yang sangat spesifik, tetapi itu tidak cukup, sebab masih ada beberapa pertimbangan penting lainnya yakni pertimbangan perjalanan alamiah penyakit.

Perjalanan Alamiah Penyakit
Dr. Hari menjabarkan, pada umumnya orang - orang yang sedang beraktivitas dalam keadaan sehat. Begitu seterusnya, tapi sebagian dari kondisi aktivitas yang dialaminya, meskipun masih dalam kondisi sehat, bisa jadi mempunyai resiko tertentu. “Beresiko karena keseimbangan hubungan antara ketiga faktor (pejamu, penyebab dan lingkungan) itu terganggu dan resiko itu yang bisa menimbulkan konsep biologis (biological concept),”jelasnya.

Menurutnya konsep biologis merupakan penyebab penyakit yang mulai menghinggapi orang. Selain itu penyebab penyakit bisa jadi pula merupakan “bus” dengan kecepatan tinggi mengenai tubuh kita, atau zat yang bersifat asam mengenai tubuh, “Tapi bisa juga nyamuk tiba-tiba saja memasukan parasit ke dalam tubuh manusia,” tuturnya gamblang.

Sebagai contoh, dr. Hari menggambarkan perjalanan penyakit tidaklah semudah orang sakit, terluka kemudian tewas akibat tertabrak “bus. “Tapi perjalanan pada beberapa penyakit tidak secepat itu, masih butuh proses dan memakan waktu,” katanya lagi.

Secara jelas, perjalanan ini tidak cukup sampai disini. Karena setelah konsep biologis, masih banyak masa lain, yakni masa Inkubasi atau Masa Laten. Berbagai penyakit masa inkubasinya sangat berbeda, ada yang singkat dan panjang. Contohnya HIV/AIDS (butuh waktu bertahun-tahun dan lama untuk sampai pada masa kritis, yaitu AIDS atau tampak virusnya). Sedangkan malaria relatif lebih cepat. Setelah beberapa hari atau satu minggu, kuman mulai masuk dan berkembang biak dalam tubuh manusia yang mampu mengubah suasana, sehat menjadi sakit, dengan memberikan tanda atau gejala tertentu, sehingga disebut masa inkubasi.

Setelah melewati masa inkubasi, orang akan mengalami masa horizon klinis, yakni munculnya tanda pertama bersamaan dengan berakhirnya masa inkubasi, penyakit mulai kelihatan. “Kemudian sedikit demi sedikit ketahuanlah, ada penyakit,” katanya. Saat kita tahu kehadiran penyakit, maka disebut masa klinis manives, dari dini hingga lanjut ibarat penyakit sudah berada di depan mata.

Perjalanan penyakit masih dilanjutkan dengan proses lain. Pada beberapa penyakit pada ujung-akhirnya, bisa sembuh sendiri, sembuh tapi meninggalkan cacat, tidak dapat sembuh (kumat - kumatan) menjadi penyakit menahun, dan terakhir dapat pula mengakibatkan kematian.

Dari perjalanan penyakit, berawal dari konsep biologis hingga masa-masa yang berakhir dengan empat kejadian diatas, jika tidak ditangani atau interprestasi oleh manusia, namanya perjalanan alamiah penyakit.

Konsep Pencegahan Penyakit (Preventif)
Setiap usaha yang dilakukan melawan penyakit pada semua tahap perjalanan alamiah penyakit, harus disadari mempunyai efek pencegahan. Baik pada saat orang hampir sembuh dari sakitnya atau sedang sakit, lanjut-berulang maupun sebelum sakit. Semua itu merupakan preventif (pencegahan). Dan untuk pencegahan pada nyamuk, menurut dr. Hari, dapat dilakukan dan dimulai saat kondisi sehat, tanpa resiko apapun, caranya dengan berolahraga, refreshing, makan makanan bergizi. “Dan upaya pencegahan untuk meningkatkan kesehatan ini disebut promosi kesehatan, sebab upaya pencegahan juga berbasis meningkatkan,”ujarnya.

Kemudian dilanjutkan dengan mencegah masalah atau kasus tertentu. Caranya dengan melakukan pertama, proteksi, contoh melakukan perlindungan lebih spesifik seperti imunisasi. Kedua, profilaksis-makan obat tertentu saat berada ditempat beresiko. “Tapi ini bukan satu-satunya pencegahan, tapi masih memerlukan tindakan preventif,”jelasnya.

Bila taraf pencegahan lanjut dilakukan saat dalam kondisi sehat atau sedang dalam masa inkubasi harus segera didiagnosa, sehingga dapat diketahui penemuan dini yang harus segera dilakukan tindakan dan harus dilakukan pengobatan dini. Jika pada taraf ini, pengobatan berhasil dan sembuh, penularan akhirnya berhenti dan penyakit tidak menimbulkan resiko lain atau kematian.

Setelah semua berakhir, perlu melakukan rehabilitasi atau pemulihan agar tubuh kembali sehat dan segar. “Semua upaya apapun yang dilakukan untuk mencegah penyakit haruslah preventif,” ungkapnya mengakhiri pembicaraan.

Produk CNI yang bisa membantu mengatasinya yaitu:
CNI Sun Chlorella 3X5 tab/hari
CNI Ester-C Plus 2X1 tab/hari
CNI Wakasa Gold 3X15 ml (dicampur air putih)


============================

Produk-produk CNI telah terkenal sebagai produk-produk bermutu tinggi baik dari segi manfaat maupun kualitasnya. Sebagai bukti komitmen CNI pada kualitas, CNI telah memiliki sistem Jaminan Kepuasan Konsumen (JKK).

Produk CNI adalah “Produk Kualitas Menengah Atas, Harga Menengah Bawah”    

Untuk info & Pemesanan :  
HUB : MUHAMAD IPANGO  
Telp / Hp : 021-7816369 / 0815 2363 9145 / 0816 160 5367


  Kunjungi Toko Online kami di : 

Simak Info Kesehatan lainnya di :

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar